TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
Teori Kepribadian Sehat atau Kesehatan Mental Menurut Tokoh :
A. Carl Rogers
f)
Kasih sayang yang diterima anak adalah syarat tingkah laku yang baik. Karna ia
mengembangkan conditional positive regard maka ia
menginternalisasikan sikap-sikap ibu dan menerapkannya pada dirinya sendiri.
Dalam keadan ini berarti bahwa anak itu merasa suatu perasaan harga dirinya
dalam syarat-syarat tertentu.
h) Unconditional
positive regard tidak menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap
tingkah laku anak tidak ada; tidak berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan
apa saja yang diinginkan tanpa dinasihati.
B. Abraham Maslow
C. Erich Fromm
c) Dorongan
Kepribadian yang sehat. Sebagai organisme yang hidup, kita didorong untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan kelaparan, kehausan, dan
seks. Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan
psikologis. Semua manusia sehat dan tidak sehat didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan tersebut, perbedaan antara mereka terletak dalam cara
bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini dipuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan
kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang-orang yang
sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara-cara irasional.
d) Fromm
mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan :
D. Allport
Karakteristik
Kepribadian yang Sehat Menurut Allport
Bagaimana
Kepribadian yang Sehat??
A. Carl Rogers
Orang
yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan
dirinya. Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis.
Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan.
Berkembangnya konsep diri yang sehat tergantung dari pengalman masa kecil anak
akan pnerimaan dan cinta kasih (ibu).
a)
Terdapat tiga gambaran umum aktualisasi diri
1.
Aktualisasi diri bukanlah merupakan keadaan yang menetap, melainkan suatu
proses yang kontinu.
2.
Aktualisasi diri merupakan proses yang sukar bahkan terkadang menyakitkan
sehingga diperlukan keberanian untuk menjalaninya. Hal ini juga menunjukkan
bahwa orang yang mengaktualisasikan diri tidaklah berbahagia di setiap masanya.
Kebahagiaan itu akan timbul sebagai efek dari aktualisasi diri ini.
3.
Orang yang mengaktualisasikan diri adalah benar-benar diri mereka sendiri dan
tidak bersembunyi di balik topeng ataupun menyembunyikan sebagian dari dirinya.
b)
Di samping ketiga hal umum tersebut, lima tanda-tanda orang yang melakukan
aktualisasi diri adalah sebagai berikut:
1. Terbuka
pada pengalaman
Orang
yang tidak mengembangkan penghargaan positif bersyarat akan mengembangkan sikap
yang terbuka pada pengalaman. Pengalaman tidak hanya diterima namun juga
dimanfaatkan untuk mengembangkan persepsi dan ungkapan baru. Saat mengalami
pengalaman, orang yang demikian lebih mengalami emosi yang lebih kuat, baik
emosi positif maupun negatif, dibanding orang yang defensif.
2. Kehidupan
eksistensial
yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri,
akan hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan karena ia terbuka pada
setiap pengalaman. Ia tidak akan beperasangka dan mudah menyesuaikan diri
terhadap pengalaman sehingga tidak harus memanipulasi apa yang dialaminya.
Menurut Rogers, kehidupan eksistensial ini merupakan ciri terpenting
kepribadian yang melakukan aktualisasi diri/keperibadian yang sehat.
3. Kepercayaan
terhadap organisme orang sendiri
Orang
yang mengaktualisasikan diri akan terbuka pada pengalaman sehingga ia menerima
semua informasi yang ada, bahkan dari segi selain pikirannya. Organismenya
secara keseluruhan, baik sadar dan tak sadar, faktor emosional maupun
intelektual, akan menyerap semua informasi yang diterima. Hal ini menjadikannya
dalam membuat keputusan dapat mempercayai organismenya sendiri, intuisinya,
impuls-impuls yang timbul seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru
(tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri.
4. Persaaan
bebas
Orang
yang sehat dapat memilih dengan bebas dapat memilih dengan bebas tanpa
rintangan atau paksaan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki
perasaan berkuasa secara peribadi mengenai kehidupan. Karena merasa bebas dan
berkuasa, ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu
melakukan pilihan-pilihan tersebut sesuai kehendaknya.
5. Kreativitas
Dengan
ciri-ciri di atas membawa akibat yaitu orang yang sehat adalah orang yang
kreatif. Kreativitas dan spontanitas orang yang mengaktualisasikan diri
menjadikannya pantas untuk menjadi barisan depan dalam proses evolusi manusia.
c)
Menurut rogers manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh
peristiwa-peristiwa pada masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau
mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya
mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita.
d) Positive Regard, suatu
kebutuhan yang memaksa dan dimiliki semua orang. Semua anak terdorong untuk
mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan
yang cukup akan kebutuhan yang ini. Anak puas kalau dia menerima kasih sayang,
cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi ia akan kecewa kalau dia
menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang.
e) Self concept yang
berkembang dari anak itu sangat dipengaruhu oleh ibu. Namun jika si-ibu tidak
memberikan positive regard kepada anak, anak akan menjadi peka
terhadap suatu tanda penolakan. Dalam hal ini anak mengharapkan bimbingan dan
tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena ia telah
merasa kecewa, maka kebutuhan positive regardsekarang bertambah
kuat, anak bekerja keras untuk positive regard dengan
mengorbankan aktualisasi diri.
g)
Syarat utama timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan
positif tanpa syarat”(unconditional positive regard) pada masa kecil.
Hal ini berkenbang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa
memperhatikan anak bertingkah laku. Cinta yang diberikan debgan bebas ini bagi
anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar yang diinternalisasikan.
Menurut
Maslow, setiap individu memiliki potensi untuk berkembang (Personal growth).
Dalam menjelaskan kebutuhan manusia, Maslow membntuk hirarki kebutuhan menjadi:
1.
Kebutuhan Fisiologis
2.
Kebutuhan Rasa aman
3.
Kebutuhan Kasih sayang
4.
Kebutuhan Penghargaan
5.
Aktualisasi Diri
·
Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi.
Organisasi adalah keadaan normal, dan disorganisasi berarti patologik.
·
Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada
bagian yang dapat dipelajari dlam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum
yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
·
Organisme memiliki satu drive yang berkuasa, yaki aktualisasi diri (self
actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasi
potensi inheren yang dimilikinya pada ranah mana pun ynag terbuka baginya.
·
Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal.
Potensi organisme, jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat, akan
menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.
·
Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada
penelitian ekstensif terhdap banyak orang mengenai fungsi piskologis yang
diisolir.
·
Kebutuhan dasar disebut deficiency need. Karena kegagalan untuk memuaskan
kebutuhan dasar mengakibatkan individu merasakan kekurangan sesuatu.
·
Kebutuhan meta disebut being need. Karena kebutuhan memberikan sumbangan yang
lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih
baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis.
·
Perbedaan kepuasan antara kebutuhan dasar dengan kebutuhan meta: kebutuhan yang
lebih rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis. Sedangkan kebutuhan yang
lebih tinggi memberi kepuasan biologis dan psikologis karena menghasilkan
kebahagiaan yang mendalam, kedamaian jiwa, dan kebutuhan kehidupan batin.
·
Kebutuhan yang lebih tinggi bersifat lebih kompleks, maksudnya kepuasan pada
kebutuhan yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih
kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya, usaha
memperoleh aktualisasi diri memerlukan prasyarat: semua kebutuhan sebelumnya
telah dipuaskan dan melibatkan tingkah laku yang lebih rumit dan canggih
dibanding usaha mendapat makanan.
·
Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatis maksudnya, yt : umumnya
kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik (usaha menjaga keseimbangan
unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, serta kebutuhan istirahat dan seks.
Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut, semua kebutuhan
lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan ini.
·
Kegagalan memenuhi kebutuhan ditunjuk sebagai penyebab utama psikopatologi, karena
pengalaman kasih sayang anak-anak menjadi dasar perkembangan kepribadian yang
sehat. Gangguan penyesuaian bukan disebabkan oleh frustasi keinginan sosial,
tetapi lebih karena tidak adanya keintiman psikologik dengan orang lain.
Ciri-ciri
pribadi yang sehat menurut Abraham maslow:
1.
Menerima realitas secara tepat
Orang-orang
yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya
secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat
penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan
persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat
sebelah atau prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian
yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka
sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan,
kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan
kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi
efisien secara intelektual.
2.
Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan
kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka
tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat
sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak
merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut. Karena orang-orang
sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau
memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan
ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya,
orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas
kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga
mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3.
Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian
diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Kita dapat
mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai
dengan kodrat mereka.
Dalam
situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang
lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka
mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak
konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam
mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social. Akan tetapi
dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa
yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang
kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa
yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan
memberontak.
4.
Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang
yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq
pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu
yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak
semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.
Mereka
tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan,
tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan
mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai
pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian
mereka tentang diri mereka siapa dan apa.
5.
Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan
dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan
mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah.
Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir
mereka sendiri.
Sebaliknya,
orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang
lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6.
Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian
diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik.
Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi
mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau
kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat
mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu
ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay
sebagai malapetaka.
7.
Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai
pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang,
dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum.
Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk
bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa
berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8.
Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana
orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan,
perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti
pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam.
Maslow
menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman-
pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang
dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki
pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan
mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9.
Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian
diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap
semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah
anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan
dengan setiap anggota lain dalam keluarga.
Orang-
orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih
baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal
itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah
karena tingkah laku orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi
mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10.
Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu
mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang-
orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih
besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna
dengan individu-individu lain.
Meskipun
orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri
berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak-
anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau
sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11.
Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Orang
yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social,
tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka
sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat
mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12.
Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat
membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau
cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga
sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang
sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang-
ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13.
Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang
yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan
seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa
rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap
penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul.
Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang
menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus.
Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang
dituju dan juga menyimpulkan tertawa
14.
Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
Kreatifitas
merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi-
pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun
tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas
lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih
mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan
mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni.
15.
Memiliki integritas tinggi yang total
Pengaktualisasi
– pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan
dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut
cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang
kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya
seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang
sangat sehat.
C. Erich Fromm
Fromm
melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia
percaya bahwa kesehatan jiwa harus di definisikan menurut bagaimna baik nya
masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu,
bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan
masyarakat. Karena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha
masyarakat. Faktor kunci ialah bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya
kebutuhan-kebutuhan manusia.
a) Suatu
masyarakat yang tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan,
ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan merintangi pertumbuhan penuh
dari setiap individu. Suatu masyarakat yang sehat membiarkan anggota-anggotanya
mengembangkan cinta satu sama lain, menjadi produktif yang kreatif, mempertajam
dan memperhalus tenaga pikiran dan objektivitasnya dan mempermudah timbulnya
individu-individu yang berfungsi sepenuhnya. Tetapi apabila kekuatan-kekuatan
sosial mencampuri kecenderungan kodrati untuk pertumbuhan, akibatnya ialah
tingkah laku irasional dan neurotis, masyarakat-masyarakat yang sakit
menghasilkan orang-orang yang sakit.
b) Fromm
melukiskan hakikat keadaan manusia sebagai kesepian dan ketidakberartian.
Menurut Fromm, kita adalah makhluk yang unik dan kesepian. Sebagai akibat
evolusi kita dari binatang-binatang yang lebih rendah, kita tidak lagi bersatu
dengan alam, kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku binatang,
tingkah laku kita tidak terikat pada mekanisme-mekanisme instinktif. Akan
tetapi perbedaan yang sangat penting antara manusia dan binatang yang lebih
rendah terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal.
Kita mengetahui bahwa kita akhirnya tidak berdaya, kita akan mati, dan terpisah
dari alam.
1.
Hubungan
Fromm
percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan
orang-orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis. Ada beberapa
cara untuk menemukan hubungan. Beberapa cara adalah destruktif (tidak sehat),
dan cara-cara lainnya konstruktif (sehat). Seseorang dapat berusaha untuk
bersatu dengan dunia dengan bersikap tunduk kepada orang lain, kepada suatu
kelompok, atau kepada sesuatu yang ideal, seperti Tuhan. Dengan menundukan
diri, orang tidak lagi sendirian, tetapi menjadi milik dari seseorang atau
sesuatu yang lebih besar daripada dirinya sendiri. Kemungkinan lain seseorang
dapat berusaha untuk berhubungan dengan dunia dengan menguasainya, dengan
memaksa orang-orang lain tunduk kepadanya. Cara yang sehat untuk berhubungan
dengan dunia adalah melalui cinta. Cinta memuaskan kebutuhan akan keamanan dan
juga menimbulkan sesuatu perasaan integritas dan individualitas. Fromm tidak
mendefinisikan cinta semata-mata dalam pengertian erotis, definisinya meliputi
cinta orangtua terhadap anak, cinta kepada diri sendiri, dan dalam pengertian
yang lebih luas, solidaritas dengan semua orang dan mencintai mereka.
2.
Trasendensi
Fromm
percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian, atau
barang-barang material) manusia mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan
aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan akan maksud dan kebebasan.
Menciptakan ialah cara ideal atau sehat untuk melebihi keadaan binatang yang
pasif yang tidak diterima oleh manusia karena kemampuan pikiran dan daya
khayalnya. Tetapi apa yang terjadi apabila seseorang tidak mampu menjadi
kreatif ? kebutuhan akan transendensi harus dipuaskan apabila tidak dengan
suatu cara yang sehat maka dengan suatu cara yang tidak sehat. Fromm percaya
bahwa jalan lain untuk kreativitas ialah destruktivitas. Destruktivitas ,
misalnya kreativitas, merupakan suatu keterlibatan aktif dengan dunia. Inilah
satu-satunya pilihan yang dimiliki seseorang, yakni menciptakan atau
membinasakannya, mencintai atau membenci, tidak ada cara-cara lain untuk
mencapai transendensi. Destruktivitas dan kreativitas keduanya berakar secara
mendalam pada kodrat manusia. Akan tetapi, kreativitas merupakan potensi utama
dan menyebabkan kesehatan psikologis.
3.
Berakar
Cara
yang ideal adalah membangun suatu perasaan persaudaraan dengan sesama umat
manusia, suatu perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam
masyarakat. Perasaan solidaritas dengan orang-orang lain ini memuaskan
kebutuhan untuk berakar, untuk berkoneksi da berhubungan dengan dunia. Cara
yang tidak sehat untuk berakar ialah dengan memelihara ikatan-ikatan sumbang
masa kanak-kanak dengan ibu. Sedikit banyak, orang yang demikian tidak pernah
sanggup meninggalkan rumah dan terus berpegang teguh pada keamanan
ikatan-ikatan keibuan. Ikatan-ikatan sumbang dapat meluas melampaui hubungan
anak-ibu dan memasukan seluruh kelompok keluarga. Dengan mepertahankan
ikatan-ikatan sumbang dalam setiap tingkat, seseorang menutup
pengalaman-pengalaman tertentu dan membatasi cinta dan solidaritas hanya untuk
beberapa manusia. Situasi ini tidak membiarkan perhatian, pembagian, dan
partisipasi penuh dengan dunia pada umumnya yang merupakan suatu syarat untuk
kesehatan psikologis. Seseorang yang hanya mencintai beberapa orang, yang
merasakan suatu perasaan persaudaraan dengan suatu bagian kemanusiaan yang terbatas,
tidak sanggup mengembangkan seluruh potensi manusianya.
4.
Perasaan identitas
Manusia
juga membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu
identitas yang menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal
perasannya tentang dia, siapa dan apa. Cara yang sehat untuk memuaskan
kebutuhan ini adalah individualitas, proses dimana seseorang mencapai suatu
perasaan tertentu tentang identitas diri. Sejauh mana kita masing-masing
mengalami suatu perasaan yang unik tentang diri (selfhood) tergantung pada
bagaimana kita berhasil memutuskan iaktan-ikatan sumbang dengan keluarga, suku,
atau bangsa kita. Orang-orang dengan perasaan individualitas yang berkembang
baik mengalami diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan
kehidupan mereka tidak dibentuk oleh orang-orang lain. Dengan cara ini,
identitas ditentukan berdasarkan kualitas-kualitas suatu kelompok, bukan
berdasarkan kualitas-kualitas diri. Dengan melekat pada norma-norma,
nilai-nilai, dan tingkah laku kelompok-kelompok itu, seseorang benar-benar
menemukan semacam identitas.
5.
Kerangka orientasi
Dasar
yang ideal untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan
seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran realistis yang objektif tentang
dunia. Yang terkandung dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia
(termasuk diri) secara objektif, untuk menggambarkan dunia dengan tepat dan
tidak mengubahnya dengan lensa-lensa subjektif dari kebutuhan-kebutuhan dan
ketakutan-ketakutan orang sendiri. Fromm sangat mementingkan persepsi objektif
tentang kenyataan. Semakin objektif persepsi kita, semakin juga kita
berhubungan dengan kenyataan, jadi semakin matang dan semakin tangkas pula kita
dalam menanggulangi dunia luar. Pikiran harus dikembangkan dan diterapkan dalam
semua segi kehidupan. Suatu yang kurang ideal dalam membangun suatu kerangka
orientasi adalah lewat irasionalitas. Hal ini, meyangkut suatu pandangan
subjektif tentang dunia, peristiwa-peristiwa, dan pengalaman-pengalaman dilihat
tidak menurut apa adanya tetapi menurut apa yang diinginkan orang terhadapnya.
Tentu saja, suatu kerangka subjektif juga memberikan suatu gambaran dunia.
Meskipun kerangka subjektif mungkin merupakan khyalan tetapi tetap riil bagi
individu yang mempertahankannya.
·
Kodrat Manusia yang Sehat.
Orang-orang yang demikian mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki
kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri
secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dan
berakar dengan dunia, subjek atau pelaku dari diri dan nasib, dan bebas dari
ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebut kepribadian yang sehat adalah
orientasi produktif. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau
realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm
menunjukkan bahwa kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang
meliputi semua segi kehidupan, renspons-respons intelektual, emosional, dan
sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa didunia dan
terhadap diri.
·
Menjadi produktif berarti orang menggunakan semua tenaga dan potensinya. Kata
“produktif” mungkin menyesatkan karena kita cenderung memikirkan kata itu dalam
pengertian manghasilkan sesuatu seperti barang-barang material, karya-karya
seni atau ide-ide. Fromm mengartikan kata itu jauh lebih luas daripada ini.
Mungkin berguna kalau memikirkan produktivitas itu sinonim dengan berfungsi
sepenuhnya, mengaktualisasikan diri, mencintai, keterbukaan, dan mengalami.
Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi
mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan mereka, dengan memenuhi semua
kapasitas mereka.
·
Kepribadian Produktif menurut Fromm:
1) Cinta
yang produktif,
Karena
cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung
jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan
(dalam pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan
kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hal ini
berarti memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain, dalam pengertian mau
mendengarkan kebutuhan-kebutuhan mereka juga orang-orang yang dicintai
dipandang dengan respek dan menerima individualitas mereka, mereka dicintai
menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk menghormati mereka, kita harus memiliki
pengetahuan penuh terhadap mereka, kita harus memahami mereka siapa dan apa
secara objektif.
2) Pikiran
yang produktif,
Pikiran
yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir
produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir
yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa
semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana
pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara
objektif seluruh masalah.
3)
Kebahagiaan,
Orang-orang
yang produktif ialah orang-orang yang berbahagia. Fromm menulis bahwa suatu
perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni
kehidupan”. Kebahagiaan merupakan prestasi (kita) yang paling hebat. Fromm
membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
4)
Suara hati.
Suara
hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang memimpin
tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat berupa orang tua, Negara, atau suara
kelompok lainnya yang mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang itu
terhadap hukuman karena melanggar kode moral dari penguasa. Suara hati
humanistis ialah suara dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar.
Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual.
Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya
dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan
rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan
produktif memimpin dan mengatur diri sendiri.
Allport
mengakui bahwa masa kanak-kanak mempunyai andil dalam mewujudkan pribadi yang
sehat, hanya saja hubungan itu tidak bersifat fungsional yang berkesinambungan.
Menurut Allport peranan orang tua (ibu) mempengaruhi perkembangan proprium
anak. Jika seorang anak mendapat kasih sayang yang cukup, perasaan aman, akan
menumbuhkan identitas diri dan diri akan meluas. Demikian pula jika seorang
anak yang dibesarkan dalam kondisi tidak aman, agresif, penuh tuntutan,
egosentris, pertumbuhan psikologisnya berkurang. Sebagai seorang dewasa, orang
itu akan dikontrol oleh dorongan masa kanak – kanak dan oleh keinginan dan
konflik dan mungkin mengembangakan suatu bentuk sakit jiwa.
a.
Memiliki kebutuhan yang terus menerus dan bervariasi serta menyukai
tantangan-tatangan baru.
b.
Tidak menyukai hal-hal yang rutin dan mencari pengalaman-pengalaman baru.
c.
Mengambil risiko, berspekulasidan menyelidiki hal-hal baru.
d.
Aktivitas yang menghasilkan ketegangan.
e.
Melalui tantangan dan pengalaman baru manusia dapat bertumbuh dan berkembang.
f.
Pribadi sehat berfungsi secara sadar dan menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan
yang membimbing dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
g.
Pribadi yang matang tidak dikontrol oleh traumadan konflik mas kanak-kanak.
h.
Kebahagiaanbukan suatu tujuan hidup melainkan hasil dari keberhasilan integrasi
kepribadian dalam mengejar inspirasi dan tujuan hidupnya.
i.
Kepribadian yang sehat “prinsip penguasaan dan kemampuan” Principle
of mastery and competency.
j. Proprium
“Self” = Setiap pribadu memiliki keunikan masing-masing.
a)
Perluasan Perasaan Diri.
Orang
yang matang adalah mereka yang mengembangakan perhatian di luar dirinya. Tidak
hanya sekedar berinteraksi dengan sesuatu di luar dirinya, namun ia akan
berpartisipasi penuh dan total ” partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang
dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia ”.
Aktivitas
yang dimaksud oleh Allpport adalah yang relevan bagi diri, meningkatkan
kemampuan, dan membuat kita enjoy melakukannya. Kesehatan psikologis seseorang
berbanding lurus dengan peranannya terhadap aktivitas yang dilakukkan.
b)
Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
Orang
yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan cinta terhadap orang tua,
teman, dan anak . Terdapat perbedaan antara cinta orang yang neurosis dan cinta
dari pribadi yang sehat. Orang yang neurosis harus menerima cinta lebih banyak
daripada kemampuan mereka untuk memberinya, dan syarat akan kewajiban.
Sedangkan cinta dari pribadi yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan,
sabar terhadap tingkah laku orang lain, serta tidak mengadili atau menghukumnya
c)
Keamanan Emosional
Kepribadian
yang sehat mampu menerima semua segi yang terdapat pada mereka, termasuk segala
kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif. Orang yang sehat mampu
hidup dengan segi lain dalam kodratnya, dengan memilki sedikit konflik, baik
dengan diri sendiri terlebih dengan masyarakat. Kepribadian yang sehat juga
mampu menerima emosi – memosi manusia; bukan tawanan dari rasa emosinya. Mereka
juga mampu mengontrol emosi, sehingga tidak mengganggu aktivitas antar pribadi.
Kualitas lain dari keamana emosional adalah ” sabar terhadap kekecewaan ”. Orang
yang sehat akan sabar dalam menghadapi kemunduran, tidak menyerah pada
kekecewaan, melainkan mampu memikirkan jalan keluar untuk mencapai tujuan.
d)
Persepsi realistis
Orang
yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Mereka tidak memepercaai
bahwa orang di luar dirinya dan lingkungan bersikap kurang bersahabat atau
semuanya baik menurut prasangka pribadi terhadap realitas
e)
Keterampilan dan Tugas
Keberhasilan
dalam pekerjaan menunjukkan keterampilan dan bakat tertentu. Menurt Allport
orang yang sehat tidak akan tidak mengarahkan keterampilan pada pekerjaan.
Komitmen pada orang sehat begitu kuat sehingga mengantarkan mereka pada
kesanggupan menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan
dorongan ketika terbenam dalam pekerjaan
Pekerjaan
dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas hidup. Kematangan
dan kesehatan psikologis tidak akan tercapai tanpa melakaukan aktivitas yang
penting dan melakukannya dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan –
keterampilan.
f)
Pemahaman Diri
Usaha
untuk memahami diri secara obyektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan
pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri
(self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap usia. Tentunya
kepribadian yang sehat akan mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih
tinggi daripada orang-orang yang neurotis.
Orang
yang memiliki tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak
mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang
lain. Biasanya orang seperti ini akan diterima dengan lebih baik oleh orang
lain. Allport mengatakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik
adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
g)
Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang
yang sehat tentunya akan melihat ke depan, yang didorong oleh tujuan-tujuan dan
rencana-rencana jangka panjang. Menurut Allport, dorongan yang mempersatukan
adalah arah (directness), dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat
daripada orang yang neorotis. Arah akan membimbing semua segi kehidupan
seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan seseorang alasan untuk hidup. Kerangka
untuk tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Menurut Allport
nilai-nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang
mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah hidup yang
mempersatukan. Allport berpendapat bahwa, terdapat perbedaan antara suara hati
yang matang dan suara hati yang tida matang atau neurotis. Suara hati yang
matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab terhadao diri sendiri
dan kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis,
sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang
patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa
kanak-kanak kedalam masa dewasa.
Komentar
Posting Komentar