ALFRED BINET
BIOGRAFI
ALFRED BINET
Alfred Binet adalah seorang
psikolog Perancis yang pertama mengembangkan tes Inteligensi. Ia lahir di
Nice, Perancis pada tanggal 8 Juli 1857 dan meninggal di Paris pada tanggal 18 Oktober
1911. Ayahnya adalah seorang dokter dan nenek moyangnya juga kebanyakan
berprofesi dokter baik dari turunan ayah maupun ibunya. Ibunya seorang pelukis,
dan jiwa seni ini juga diturunkan pada Binet sehingga ia juga menulis tentang
aspek psikologis dari tulisan dan seni. Ia belajar di Lycee di Nice dan Lycée
Louis le Grand di Paris. Secara resmi ia belajar hukum hingga memperoleh
gelar diploma dan lisensiat, dan pada umur 20 tahun ia menempuh ujian pertama
untuk doktoratnya dalam bidang hukum. Tahun 1877 Binet bertemu Ribot, seorang
psikolog Perancis yang turut menentukan kehidupan psikologi di Perancis. Atas
anjuran Ribot maka Binet mulai mempelajari psikologi, khususnya psikopatologi
yang sudah lama hidup di Perancis.
Ia
kemudian pergi ke Salpetriere dan bekerja disana bersama Charles Fere, yang
adalah salah satu murid dari Charcot. Sekolah Charcot mengenai Neurosis paling
terkenal khususnya bidang histeria dan hipnosis. Dan bidang-bidang inilah yang
diminati Binet sehingga ia pun menerbitkan beberapa seri penelitiannya, antara
lain The Psychology of Reasoning
(1886), Animal Magnetism dikerjakan
bersama Fere (1887), On Double
Conciousness (1889), dan Alterations
of Personality (1892).
Binet
mempelajari proses-proses mental yang lebih tinggi dengan jalan memberi tes-tes
kertas dan pensil sederhana. Sekitar tahun 1900, Binet mulai dengan penelitian
mengenai perbedaan-perbedaan individual, yang mencapai puncaknya dalam
mengembangkan skala inteligensinya pada tahun 1905. Dengan menggunakan
anak-anak gadisnya sebagai subyek penelitian, ia mulai melakukan suatu studi
sistematis mengenai perbedaan-perbedaan dalam proses-proses mental mereka,
dengan menggunakan gambar-gambar, tes-tes verbal dan tes noda-noda tinta. Tes
noda-noda tinta ini memelopori pembuatan teknik-teknik proyektif yang sangat
populer dalam psikologi klinis kontemporer.
Karyanya
yang terkenal yaitu Binet Tes or Scale, yaitu skala verbal individual
yang dikembangkan oleh Binet dan Simon pada tahun 1905. Tes Simon-Binet, skala
aslinya dirancang untuk memperkirakan dan menetapkan kemampuan intelektual relatif
dari anak-anak sekolah Perancis. Pada tahun 1916, Binet Test yang terbit tahun
1905 direvisi dengan nama Standart-Binet Scale yang dicocokkan dengan situasi
di Amerika. Tes ini direvisi lagi pada tahun 1937 berdasarkan penetapan
norma-norma baru, dan pada tahun 1960 mengkombinasikan formulir L dan M atas
dasar suatu revisi statistik. Binet juga telah memperkenalkan konsep tentang
“usia mental” (mental age), kemampuan rata-rata yang diharapkan dari individu,
khususnya seorang anak pada usia kronologis tertentu, yang akhirnya
menghasilkan konsep tentang IQ (Inteligence Quotient).
TEORI ALFRED
BINET
Bersama Theodore Simon, Binet
mendefinisikan intellegensi dalam tiga komponen, yaitu:
Kemampuan
untuk mengarahkan pikiran, Kemampuan
untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, kemampuan
untuk mengritik diri sendiri atau melakukan autocitism.
Binet
mengatakan bahwa inteligensi bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu
faktor satuan atau faktor umum. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa inteligensi
merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan
proses kematangan seseorang. Ia menggambarkan inteligensi sebagai sesuatu yang
fungsional sehingga memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat
perkembangan individu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Jadi, untuk melihat
seseorang intelek atau tidak, dapat diamati dari cara dan kemampuannya untuk
melakukan suatu tindakan dan kemampuannya untuk mengubah arah tindakannya itu
apabila perlu.
Hasil
karya terbesar dari Alfred Binet di bidang psikologi adalah apa yang sekarang
ini dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Menurut Alfred Binet, definisi
inteligensi terbagi dalam 3 bagian, yaitu:
a) Direction,
kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan
b) Adaptation,
kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya atau
fleksibel dalam menghadapi masalah
c) Critism,
kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi atau
terhadap dirinya sendiri.
Alfred Binet bekerja di bidang tes-tes yang menunjukkan sampel tingkah
laku anak dan membedakan kemampuan dari tingkat umur yang berbeda beda. Binet
menemukan fakta bahwa pada setiap tingkat umur beberapa anak lebih baik dari
anak lainnya. Anak yang paling pandai dalam tes disebut bright (pandai,
cemerlang), sedangkan anak yang paling rendah dalam tes disebutnya miskin.
Menurut Binet, inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus
berrkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang (Azwar, 2006).
Binet mendasarkan tesnya pada perbandingan anak tertentu dengan
kelompok umur anak tersebut. Seorang anak yang berada di atas rata-rata dalam
hal inteligensi dapat menjawab pertanyaan lebih banyak dari rata-rata anak dari
kelompok umurnya. Apabila ia dapat mengerjakan/menjawab pertanyaan sama dengan
kelompok umurnya maka ia dianggap memiliki inteligensi rata-rata. Anak yang
performancenya di bawah rata rata dari kelompok umurnya maka ia dianggap
memiliki inteligensi di bawah rata rata.
Dari paparan di atas nampak bahwa Binet menggunakan umur mental sebagai
dasar untuk menentukan tingkat berfungsinya mental seorang anak. Seorang anak
dapat memiliki umur 10 tahun, tetapi ia memiliki umur mental 11 tahun jika ia
dapat menjawab pertanyaan yang dapat dijawab oleh kelompok anak yang berumur 11
tahun.
Di Amerika, tes Binet ini telah dikembangkan oleh Lewis Terman dari
Universitas Stanford dan diberi nama Tes Stanford Binet. Tes ini dapat
digunakan untuk semua anak yang mempunyai latar belakang berbeda beda. Tes ini
biasa disebut kemampuan untuk memikirkan hal hal abstrak. Definisinya digunakan
untuk dasar penyusunan item item tes.
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, merancang suatu alat
evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes
Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan
banyak perbaikan dari Tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan
indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental
age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes
Stanford-binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh psikolog
Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence
Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur
kecerdasan anak-anak samapai usia 13 tahun.
Sejarah menuliskan bahwa Binet merupakan seorang pemancang tonggak awal
perkembangan tes-tes inteligensi modern di seluruh dunia. Binet membuat alat
yang dirancang untuk mengukur ketajaman bayanganm ketahanan, kualitas
perhatian, ingatan, kualitas penilaian moral dan estetika, serta kecakapan
menemukan kesalahan logika serta memahami kalimat-kalimat yang termasuk dalam
komponen-komponen umum berupa Arah, Adaptasi, dan Kritik dalam definisi
inteligensi. Temuanya inilah yang menjadi dasar teori yang berkembang hingga
menjadi faktor ganda.
Ia bersama
mahasiswanya yaitu Theophile Simon menyusun tes inteligensi. Tes itu disebut
Skala 1950. Tes ini terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk
menyentuh telinga hingga kemampuan untuk menggambarkan desain berdasarkan
ingatan dan mendefinisikan konsep abstrak. Sebagai anggota komisi
investigasi masalah-masalah pendidikan di Perancis, Alfred Binet mengembangkan
sebuah test untuk mengukur usia mental (the mental age atau MA)
anak-anak yang akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan
mental anak pada saat ditest dibandingkan pada anak-anak lain di usia yang
berbeda. Dengan kata lain, jika seorang anak dapat menyelesaikan suatu test
atau memberikan respons secara tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diperuntukan bagi anak berusia 8 (delapan) maka ia dikatakan telah memiliki
usia mental 8 (delapan) tahun. Tak lama kemudian pada tahun 1912 Wiliam Stern
menciptakan konsep inteligensi quotient ( IQ ) yaitu usia mental seseorang dibagi
dengan usia kronologis (chronological age - CA), dikalikan 100.
Jadi,
rumusnya :
IQ = MA/CA x 100.
a. Jika
usia mental sama dengan usia kronologis, maka IQ nya adalah 100.
b. Jika
usia mental di atas usia kronologis, maka IQ nya lebih dari 100. Misalnya anak
enam tahun dengan usia mental 8 tahun akan punya IQ 133.
c. Jika
usia mentalnya di bawah usia kronologis, maka IQ nya di bawah 100.
Misalnya anak usia 6 tahun dengan usia mental 5 tahun akan punya IQ 83.
Tes Binet direvisi berkali-kali untuk di
sesuaikan dengan kemajuan dalam pemahaman inteligensi dan tes inteligensi.
Revisi-revisi ini disebut tes stanford binet karena di revisi di stanford
university. Tes stanford binet ini dilakukan secara individual untuk
orang dari usia 2 tahun hingga dewasa. Tes ini memuat banyak item, beberapa
diantaranya membutuhkan jawaban verbal, yang lainnya respon non verbal.
Misalnya, item yang mencerminkan level kinerja usia 6 tahun pada tes tersebut
adalah tes kemampuan verbal untuk mendefinisikan setidaknya enam kata, seperti
jeruk dan amplop dan kemampuan nonverbal untuk menelusuri suatu jalur yang
ruwet. Item yang merefleksikan level kinerja dewasa antara lain tes
pendefinisian kata seperti disproporsial dan hormat, tes menjelaskan pepatah,
dan membandingkan anatara pengangguran dan kemalasan. Edisi keempat tes
stanford binet dipublikasikan pada 1985. Salah satu penambahan penting pada
versi ini adalah analisis respons individual dari segi empat fungsi : penalaran
verbal, penalaran kuantitatif, penalaran visual abstrak, dan memori jangka
pendek. Skor komposit umum masih dipakai untuk mengetahui keseluruhan
inteligensi. Tes stanford binet masih menjadi salah satu tes yang paling banyak
di gunakan untuk menilai inteligensi murid.
DAFTAR PUSTAKA
Naisaban, L. (2004). Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, Dan Karya. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
http://11032sitirizkikartika.blogspot.co.id/2012/03/inteligensi.html
Komentar
Posting Komentar