EMPOWERMENT, STRESS, KONFLIK, DAN KOMUNIKASI

PENGERTIAN EMPOWERMENT
Empowerment, merupakan istilah yang cukup populer dalam bidang manajemen khususnya manajemen Sumber Daya Manusia. Banyak penafsiran tentang empowerment. Dan salah satu penafsiran yang dikenal oleh sebagian besar dari kita adalah empowermentsebagai pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahan. Empowerment , yaitu upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat..Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.

KUNCI EFEKTIF EMPOWERMENT
Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.

PENGERTIAN STRESS
Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang. Dalam bahasa sehari – hari stres di kenal sebagai stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis ( Chapplin, 1999).

SUMBER STRESS
1.    Sumber-sumber stres di dalam diri seseorang
Terkadang sumber stress itu ada di dalam diri seseorang. Salahsatunya melalui kesakitan. Tingkatan stres yang muncul tergantung pada keadaan rasa sakit dan umur individu (sarafino, 1990)
Stres juga akan muncul dalam diri seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama. Menurut Teori Kurt Lewin, Kekuatan motivasional yang melawan menyebabkan dua cenderungan yang melawan : perdekatan dan penghindaran. Cenderungan tersebut menggolongkan tiga jenis pokok dari konflik : 
a. konflik perdekatan /perdekatan
b. konflik penghindaran /penghindaran
c. konflik perdekatan /penghindaran

2.    Sumber-sumber stress di dalam keluarga
Stress ini dapat bersumber dari interaksi diantara anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda, dll. misalnya : perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan antara orang tua dengan anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stres terutama pada diri ibu yang selama kehamilan (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran.
Rasa stress pada ayah sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga, dapat diterangkan sebagai ke khawatiran akan berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau kehawatiran akan bertambahnya biaya.
Para orang tua yang kehilangan anak-anaknya atau pasangannya karena kematian akan merasa kehilangan arti (Sarafino, 1990). Dilaporkan bahwa ibu akan menjadi kehilangan harapan dimasa-masa yang akan datang dan merasa sangat kehilangan. Para ibu akan merasa kehilangan identitas dan peran sebagai ibu. Demikian pula perasaan kehilangan karena kematian pasangannya. Mereka yang ditinggalkan akan merasa kehilangan harapan dan peran, kehilangan rasa cinta, perasaan istimea dan kehilangan rasa aman. Perasaan kehilangan ini akan semakin terasa terutama pada masa dewasa awal (Safarino, 1990).

3.    Sumber-sumber stress didalam komunitas dan lingkungan
Interaksi subyek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak di sekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. sedangkan beberapa pengalaman stress orang tua bersumber dari pekerjaannya dan lingkungan yang stressfull sifatnya. Khususnya, 'Occupational stress' telah diteliti secara luas.

CARA MENGATASI STRESS
Mengeluarkan semua unek-unek. Memendam perasaan, terutama perasaan yang Anda benci dan mengganggu Anda, bisa membuat Anda stres. Lebih baik utarakan semuanya agar Anda bisa melepas beban Anda. Utarakan semua yang ada di benak kepada orang yang bersangkutan, orang terdekat, atau psikolog. Percayalah, setelah mengeluarkan semua unek-unek itu, perasaan Anda pasti jauh lebih baik.
Olahraga. Selain membuat tubuh sehat, olahraga juga bisa meredakan stres. Satu cara yang sederhana dapat berupa berjalan-jalan tau bersepeda mengitari komplek rumah sendiri. Anda juga bisa mencoba olahraga seperti yoga yang juga mengajarkan cara bermeditasi. Meditasi bisa membantu Anda menenangkan pikiran.
Lakukan hal yang berkaitan dengan hobi Anda. Coba pikirkan apa saja kegiatan yang disukai? Apakah belanja, jalan-jalan di mal, karaoke, nonton film, berkebun, memasak, atau pergi ke taman bermain? Anda bisa melakukan apa saja yang bisa membuat tubuh dan pikiran menjadi rileks, namun kegiatan itu harus positif.
Jalani hidup pada masa sekarang. Anda tidak perlu berkutat pada kehidupan masa lalu, terutama jika hal itu membuat Anda sedih. Hiduplah di masa sekarang. Lupakan pula ekspektasi negatif mengenai kehidupan di masa depan. Biarlah hidup mengalir apa adanya. Percayalah, jika Anda menjalani masa sekarang dengan bahagia dan positif, maka itu akan berdampak pula kepada kehidupan masa depan Anda.
Jaga diri Anda. Tidur yang cukup dan senantiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Hindari merokok, minuman keras, dan obat-obatan terlarang

PENGERTIAN KONFLIK
Konflik adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Dengan demikian jika suatu keadaan tidak dirasakan sebagai konflik, maka pada dasarnya konflik tersebut tidak ada dan begitu juga sebaliknya.

JENIS-JENIS KONFLIK
1.      Konflik Intraindividu. Konflik ini dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran dan ekspektasi di luar berbeda dengan keinginan atau harapannya.
2.      Konflik Antarindividu. Konflik yang terjadi antarindividu yang berada dalam suatu kelompok atau antarindividu pada kelompok yang berbeda.
3.      Konflik Antarkelompok. Konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
4.      Konflik Organisais. Konflik yang terjadi antara unit organisasi yang bersifat struktural maupun fungsional. Contoh konflik ini : konflik antara bagian pemasaran dengan bagian produksi.

PROSES KONFLIK
Menurut Smith, Proses terjadinya konflik sebagai berikut :
1.      Tahap Antisipasi, yaitu merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
2.      Tahap Menyadari, yaitu perbedaan mulai dieksepsikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
3.      Tahap pembicaraan, yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
4.      Tahap Perdebatan Terbuka, yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
5.      Tahap Konflik Terbuka, yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.

PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses pengiriman (sending) dan penerimaan (receiving) pesan atau berita (informasi) antara dua individu atau lebih dengan cara yang efektif sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahaami.
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1.      Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2.      Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3.      Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4.      Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5.      Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6.      Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7.      Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8.      Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI KOGNITIF (Feature Detection, Attention, Memory, dan Well-defined Problem)

TEORI KEPRIBADIAN CARL GUSTAV JUNG

DAP (Draw A Person) Test